Senin, 08 April 2013
LOVE, ICE CREAM AND YOU
Makan Ice Cream itu sama seperti jatuh cinta.. Kalo ice cream.. sekali digigit, dinginnya itu menyatu dengan manisnya coklat rasa kesukaanku dan meleleh ke seluruh celah mulutku, sampai masuk ketenggorokan. Itu rasanya ENAAKK BANGEEETT…..
Sedangkan jatuh cinta, sekali ngerasain , rasanya itu campur aduk, degdegan, bahagia, dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Semuanya menjadi satu. Dan pengen teriak sekenceng-kencengnya .. dari gedung lantai paling atas.. rasanya SENEENGG BANGEET..
Seperti sekarang ini .. untuk menghilangkan bĂȘte menunggu teman-temanku yang tak kunjung datang, aku sedang memakan Ice Cream cone coklat kesukaanku duduk di kursi halaman kampus.. ada pepatah mengatakan, coklat itu bisa menghilangkan badmood, aku rasa itu ada benarnya.. yah.. paling tidak masih ada satu gigitan lagi..
“ok.. ini gigitan terakhir.. kalau mereka ngak datang juga, habis kesabaran gue..”, sambil memandang ice cream cone yang tinggal ujungnya saja dengan coklat yang sedikit menetes.
Sambil menghela nafas, tanganku berusaha memasukan ice cream ke dalam mulutku yang sudah terbuka lebar. Tapi ternyataaa… - secara diam-diam Sella datang dari belakang mengejutkanku, dia langsung merebut ice cream yang dikit lagi masuk ke mulutku yang sudah menganga, dan dia langsung memakannya. Itu rasanya seperti nonton film DVD disaat puncaknya yang sebentar lagi selesai, tiba-tiba mati lampu. Itu bener-bener ngeseliiin bangeeettt.. ngak tau endingnya seperti apa.. hmmff…
Dengan spontan aku langsung teriak, “SEELLLAAAAAAAA… lu tuh gangguin kenikmatan gue aja”. Aku hanya pasrah melihat sella tertawaaaa..
“iya Gilang sorry.. sorry..” katanya duduk disampingku dengan diselingi desak desik ketawa. Aku hanya menunjukan bibirku yang terlipat ke dalam dengan alis mata yang sedikit menurun.
“iya.. maaf, ntar gue ganti es krimnya.. janji!!” kata Sella sambil mennjukan tangan kanannya yang mengepal dan mengacungkan kedua jarinya yaitu jari tengah dan telunjuk.
Seperti biasa, aku termakan dengan senyuman rayunya. “inget lu punya utang 1 es krim ke gue.” Tegasku. Aku berfikir ya sudahlah, toh es krimnya sudah dimakannya, mana mungkin aku meyuruh mengeluarkannya lagi dari mulutnya.
Sambil mengecup telunjuknya bekas sisa-sisa ice cream rampasan dariku, sella menanyakan kedatangan si Baldi yang belum datang. “dia telat, bannya bocor, tadi dia sms gue”, jelasku.
“terus lu sendiri kenapa?? Kok telat??”, aku bertanya sambil mengerutkan alisku, seperti detective yang miskin akan jawaban.
“hmm… tadi gue bĂȘte sama nyokap,, tau ngak.. masa gue mau dijodohin sama anaknya temen nyokap.. ich.. males bangettt…!!!!!!”. “Dijodohin…!!!!!”. Aku menutup mulutku menahan ketawa, sepertinya ingin meledakk, ada C4 yang menempel di sela-sela pipiku.
“bhahahahahahaha… hahahahahahaaaa.. wkwkwkwkwkwkwkwwwkk..”.
Bahak ketawaku yang tak tertahan lagi. Sella hanya pasrah melihatku tertawa. “gantian nih sekarang, puas banget ketawanya”.
Aku tersenyum dalam hati. Wajar saja gadis berjilbab ini yang kainnya terkuncir ke samping kanan akan dijodohkan, orangtuanya terutama ayahnya sayang sekali kepada sella, tentunya ingin mencarikan jodoh yang tepat untuk anaknya. Ku akui Sella mempunyai wajah yang manis, yang asumsinya lebih baik daripada cantik. Dilengkapi pakaian hitam dengan cardigan coklat, dan jeans, sella terlihat modis, manis seperti Ice Cream yang ia rampas.
“yaudah, mending kita langsung ke kelas aja, udah jam segini, nanti pulangnya aja kita kumpul.” Sahut Sella. Ya, arah yang berbeda yang memisahkan aku dan Sella.
Aku sedang menunggu lift. Kelasku ada di lantai 7. Sebelum membuka bungkus Ice Cream Cone yang baru kubeli lagi, bungkusnya yang memutar kerucut, aku mencium bau coklatnya yang terasa dingin masuk ke lubang hidungku, entah kenapa tapi aku suka melakukannya. aku memasuki Lift yang pintunya sudah terbuka. Aku mendengar ada yang bilang ‘tunggu’ dari kejauhan. Dengan spontan aku kembali menekan tombol dengan 2 tanda segitiga pyramid yang ujung atasnya mengerah ke kiri dan kanan. Dengan mata yang hampir tidak bisa berkedip, orang itu adalah Princess, dan dia adalah Wanita yang ku taksir selama ini, dan dia satu lift dengan Ku.
“makasih ya..”. kata Princess dengan sendu. Dari matanya di terlihat habis nangis dengan suara yang serak, itu tambah meyakinkanku dia sedang ada masalah dengan pacarnya, mungkin. Aku hanya tersenyum melebarkan mulutku menarik sendi-sendi pipiku. Pintu liftpun tertutup, apa yang harusss aku lakukan. Tapi jujur, suara bazooka tak terdengar lagi dijantungku, hanya suara iringan snar drum untuk parade. Mungkin karena aroma Cream yang tadi aku hirup penyebabnya.
Oke sekarang aku hanya berdua dengan princes didalam lift. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan perasaan yang sedikit gugup aku tersenyum tertawa kecil ketika memandangnya. Aku tidak tahu apa yang ia rasakan, tapi ia melakukan hal yang sama. Ketawa kecil kami mungkin merupakan langkah awal untuk aku menyapanya.
“hmm.. kamu percaya ngak, ice Cream itu bisa mengobati orang yang sedang patah hati.”
“kamu pikir aku sedang patah hati.” Sahut Princes, aku hanya menaikan kedua pundakku. Tiba-tiba hp Princes berdering. Aku yakin itu dari pacarnya, terdengar dari percakapannya aku hanya mengutip kata-kata Princess: “jangan pernah hubungin aku lagi, kita putus.” Dan ia langsung menutup teleponnya. Dia hanya tersenyum malu melihatku.
“hmm.. Ice Cream selain obat patah hati, tapi juga bisa menemukan cinta sejati.” “massa??.”tanyanya.
Aku langsung menyodorkan Ice Cream yang sudah sedikit terbuka bagian atasnya, tapi ku berusaha menempelkannya kembali, untungnya masih menempel.
“buat aku?.”
“buat kamu.” Senyumku.
Princes membuka bungkus Ice Cream ujungnya yang sebenernya tadi sudah ku buka. Aku melihat dia menikmati dengan perlahan sedikit demi sedikit yang lama-lama rasa dinginnya mencapur dengan coklat dimulutnya. Hpnya kembali berdering, sepertinya dari pacarnya tapi dengan sigap ia langsung mematikannya. “gangguin aja. Kata Princes. Dia malu melihatku.
“laper?.” Kataku.
“hmm.. enak si.. hehee.” Senyumnya sambil mengelap Ice Cream yang menempel dibibirnya. “oh iya ntar gue ganti ya..” sahutnya.
“hmm.. gimana kalo digantinya pake no pin bb kamu aja hehe.” Kataku sambil malu-malu. Princess tersenyum. Lalu ia menyebutkan no Pinnya kepadaku yang membuat aku tergesa-gesa mengeluarkan hpku untuk mencatatnya. Dan belum selesai princes meyebutkannya dia memberi tahuku bahwa kita sudah dilantai 7 dimana aku harus turun. Tapi dengan cepat aku menutupnya kembali menghiraukan suara ‘tunggu’ dari luar. “nanti aku bisa turun lagi kok.” Senyumku. Sampai akhirnya aku berhasil mendapatkan Pinnya dan samapi ditujuan akhirnya di lantai 8. Ketika ia keluar aku menanyakan bahwa kita belum kenalan, tapi Princes langsung mengenali namaku, itu membuatku SENANGGG BANGEET, aku loncat menari kegirangan sampai tidak sadar disebelahku ada dosenku Bu. Ilona, dengan umurnya yang sudah setengah abad dia hanya menggelengkan kepala. Tatapan yang kosong membuat pikiran ku menjadi ambigu. Tak perduli, aku hanya menikmati kesenanganku. Kesenangan yang ku harapkan dan manis seperti Ice Cream.
Sepulang Kuliah, Aku bercerita kepada temanku seperti Dosen memberitahukan bahwa besok akan ada Ujian dadakan. Bercerita yang ingin kuceritakan. Cerita tentang Aladin dan Putri Jasmine. Dan aku sudah menemukan Putrinya, Princes. Teman-temanku menjadi pendengar yang baik, dari raut wajah Baldi, dia tidak percaya dan beberapa kali menepuk pundakku seperti aku kehilangan kesadaran. Aku tidak melihat raut wajah yang special dari Sella. Dia hanya menjadi pendengarku yang baik, hanya senyum yang ia berikan kepadaku. Selalu seperti itu. Setiap raut wajahnya memberikan arti yang berbeda, tubuhnya, matanya, alisnya yang bergerak naik turun. Meja kantin ini menjadi tempat aku berpidato, tak menghiraukan riuh rendah dan bising suara-suara yang berterbangan ditelingaku. “Mungkin ini karena harum Ice Cream yang ku hirup.” Kataku, penyebab semua hal gila ini bisa terjadi, perkenalanku dengan Princes.
Handphoneku berdering disaat hujan turun. Sella kembali mengingatkanku akan hutangnya dan sudah menentukan hari dimana ia akan melunaskan segala kesalahanya kepadaku. Dengan canda ditemani guling dimana aku beristirahat sekadar melampiaskan letihku. Aku berbohong ketika aku bilang kepada Sella sudah tidak kuat dan ingin cepat bermimpi, malam memang sudah larut. Aku sesungguhnya menunggu panggilan dari Princes akan urusanku dengannya. Kenyamanan akan suaranya terdengar seperti aku dibisikan sesuatu yang menjanjikan. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta, merasa sangat senang mendengarnya. Entah apa yang kupikirkan, tapi aku ingin dia menjadi milikku, Princes. Perjanjian yang pada akhirnya mengakhiri percakapan ini, aku tahu aku menjanjikan pada hari yang sama dengan Sella, tak tahu kenapa aku langsung bilang “ya” apapun yang dikatakan Princes.
Siang menunjukan sisi gelapnya. Tidak berasa sudah malam. Segala canda tawa sudah kulampiaskan bersama Princes. Ini hari yang sudah ku tandatangani pada saat minggu lalu. Malam melengkapi Romantis bersama Ice Cream yang sedang kita makan.
“kamu masih ingat, bahwa Ice Cream itu dapat kembali menemukan Cinta.” Kataku dengan ragu. Mungkin ini saatnya ingin kuungkapkan bahwa aku suka dia.
“aku masih ingat, aku percaya dan…. Kamu benar Ice Cream itu dapat kembali menemukan Rasa cinta”.
“hmm.. sekarang dimana Cinta Mu itu?.” Tanyaku malu-malu. “cintaku.. ada untuk seseorang,yang benar-benar peduli, dan mengerti apa yang aku rasakan, dia sekarang dekat dariku.” Aku semakin yakin apa yang ingin ku lakukan setelah mendengar ucap Princes. Suara ku sudah bulat, seperti senapan yang siap ditarik pelatuknya.
“Princes aku su… su………….” Tiba-tiba handphone Princes berdering, Princess melambaikan tangannya kepada seseorang. Seseorang itu adalah orang yang tidak ingin aku ketahui, setelah Princes mengenalkannya kepadaku. Pacarnya.
“Gilang.. terima kasih ya..kamu benar, Ice Cream itu bisa membuat Kembali merasakan manisnya cinta, dengan Ice Cream aku bisa menemukan kembali Cintaku kepada Billy.”
“oh.. iya tadi kamu mau ngomong apa, su… su….??.”]
“oh.. maksudnya.. su.. sudah aku bilang,kamu pasti akan menemukan cintamu kembali. Aku melihat Billy memberikan Princes Ice Cream dan mengucapkan terimakasih kepadaku. Dan mereka berdua pergi.
Kali ini aku benar-benar jatuh dari gedung yang tinggi, dan hancur lebur. Itulah apa yang kurasakan.
Cinta emang tak terduga, datang dan pergi, bahkan kita tidak tahu endingnya seperti apa. Kita hanya penikmat yang hanya bisa merasakan itu semua.
Aku melihat jam, aku melupakan janji ku dengan Sella.
Sesampainya disana, aku tidak melihat Sella, aku berjalan lemas menelusuri meja-meja seperti pagar menuntun ku ke meja terakhir. Disana terdapat Ice Cream yang sudah mencair, dia sudah pergi. Tidak ada jawaban ketika aku terus mencoba menghubunginya. Rintik hujan menyirami penyesalanku. Hari demi hari aku tidak mendapat kabar burung pun dari sella. Munkin dia membenciku. Munkin ini akhir dari sebuah Film Thrilogy yang menyedihkan. Ingin sekali langsung kumatikan televisinya. Adakah Film Mr. Bean.
***
Aku menemani Ibuku ke suatu tempat untuk bertemu temannya. Aku pergi sebentar untuk beli Ice Cream sambil menunggu teman ibuku datang. Ice cream cone coklat kembali pilihanku. Setelah membeli ice cream aku melihat ternyata yang ditunggu-tunggu sudah datang. Aku diperkenalkan dengan teman ibuku, dan ternyata dia bersama Sella. Aku kaget ketika Sella menghampiri Meja kami.
Seperti orang yang baru berkenalan ketika masa orientasi, aku merasa canggung. Ternyata aku yang dijodohkan dengan Sella. Aku memberikan Ice Cream ke kepada Sella.
“sekarang aku yang berhutang Ice Cream,ini untuk Ice Cream yang telah cair, dan permintaan maafku.” Sambil menyodorkan tanganku kepada sella. Sella tidak menerimanya. “aku salah, ternyata cinta itu tidak semanis ice cream.”
“kamu lupa akan satu hal, ice cream juga dapat membuat gigi kita sakit, seperti cinta, terkadang kita akan merasakan sakit hati.” Sella berkata kepadaku.
“separah apapun sakit gigi kita karena ice cream, tetap ice cream itu manis, seperti cinta itu manis, ketika kita menikmatinya bersama, semuanya terasa manis.” Itulah LOVE, ICE CREAM AND YOU.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ice cream oh,,,,, ice cream,,, :) amazing!!!
BalasHapus