Ku Tulis puisi tentang alam, kehidupan, dan segala aspek kehidupan atau mengenai hidup. Ini hari pertama ku masuk kuliah setelah aku pindah dari Jakarta ke Bandung. Orangtua ku yang mengusulkan pindah dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Bagiku tak masalah, suasana baru, teman baru, kuliah baru. Bukankah itu suatu hal yang menarik. Biarpun aku harus meninggalkan teman-teman terbaikku di Jakarta.
Aku masuk fakultas jurnalistik di Universitas Bandung. Rasa ingin tahuku yang besar terhadap kehidupan dan peristiwa, mendorongku masuk fakultas ini. Aku berlari tak menmghiraukan ada orang didepanku. Aku tak mau terlambat dihari pertama kuliah. Dengan nafas terengah-engah aku berhenti didepan pintu yang bertuliskan ruang ‘304’, ya itu kelasku. Aku terlambat. Aku pikir aku akan dapat peringatan, tapi aku langsung disuruh duduk. Ternyata dosen yang bernama Bu Susy itu juga terlambat, beberapa menit setelah aku datang. Di kelas, aku berkenalan dengan Daniel yang kebetulan duduk disampingku. Daniel adalah teman pertamaku, ada sekitar 40 manusia disini.
“kau beruntung Paris gak kena marah sama Bu Susy, soalnya, kerjaannya selain ngajar dan suka dandan, Bu Susy itu suka marah-marah”. Kata Daniel.
“Mungkin dia tau aku anak baru disini, dan mungkin karena dia sama terlambat seperti ku”
“yups.. sepertinya Bu Susy terlambat karena kebanyakan dandan deh, makannya mukanya kaya badut… heheheh”. Kata Daniel sambil tertawa pelan. Menurutku Daniel terlalu banyak bicara atau bisa dibilang bawel, tapi dia cukup menyenangkan sebagai teman pertamaku. Selain Daniel aku menambah teman, yaitu Miko dan Josh. Ya, mereka teman-teman Daniel yang sering berkumpul, dan aku adalah anggota baru di tim mereka.
Tak terasa materi yang disampaikan Bu Susy mengenai riset khalayak sudah selesai. Aku bersama Daniel, Josh dan Miko pergi menuju kantin. Sebenarnya perutku sudah kenyang, tapi sekalian membahas tugas yang diberikan Bu susy dan mengenal lebih jauh tempat yang asing ini.
Kantin disini lumayan bagus dan bersih, kebetulan aku dan teman-teman mengambil tempat disamping taman yang terdapat kolam ikannya. Yups, terlihat muka Josh yang kelaparan.
“mas menunya dong.. “. Kata josh kepada pelayan. Pelayanpun memberikan menunya. “ baik kalian mesan apa?”. Tanya Josh kepada kita semua. Sambil berfikir Daniel memesan Ayam Bakar.
“aku steak sapi ya”. Pesanan miko setelah melihat menu berkali-kali.
Untuk menghargai teman-teman, aku juga memesan makanan faforitku nasi goreng. Josh selesai menulis pesanan kita semua yang dibaris awal, yang dipesan oleh Josh, dan langsung memberikan kepada pelayan. Dengan salam dari Josh. “gak pake lama ya”.
Sambil menunggu pesanan. Kami membahas tugas yang diberikan oleh Bu Susy. Makanan datang, biarpun aku sudah agak kenyang, tapi perlahan aku dapat menghabiskannya. Ya, ternyata aku lapar juga.
Semua urusanku sudah selesai disini bersama teman-teman. Kamipun meninggalkan kantin , berjalan melewati taman yang dihiasi oleh bunga mawar dengan kupu-kupu terbang disekelilingnya.
“baik abis ini kita mau kemana?”. Tanya Daniel.
Josh sambil berfikir, “ hmm…. Bagaimana kalau kita nonton??”
Miko pun berkata.“ah.. kamu si enak, ada pacar kamu, jadi enak, bisa gelap-gelapan bareng… ha… ha…. ha…. “
“ah sial, emangnya mau ngapain “
“yauda kemana aja bole…. Terus bagaimana dengan kamu Paris, ikut bersama kita?” Tanya Daniel.
“ kayanya aku gak bisa… ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan” sela ku. yah ada keperluan untuk hidupku.
Percakapan kami memakan waktu sampai didepan gerbang depan kampus. Disana terlihat pacar Josh sudah menunggu, dia bersama teman-temannya. Aku tau pas Josh mengasih tau bahwa pacarnya menunggu didepan kampus saat di kantin tadi.
Akupun berkenalan dengan pacar Josh yang bernama Lita. Tak heran kenapa Josh memilihnya, menurutku dia manis. Tapi entah kenapa pandanganku melihat temannya Lita, ada sesuatu yang tak kumengerti, entahlah aku selalu seperti ini. Daniel dan Miko pun tak sabar untuk berkenalan dengan temannya lita, seperti anak kecil yang berebut permen. Entah kenapa seperti ada magnet yang membuatku terus memandangnya. Aku berusaha mengendalikan diriku.
“Paris kamu tidak kenapa-kenapa?” Tanya Josh melihatku dengan aneh. “hmm… yups, gak kenapa-kenapa kok… “ seruku.
Lita pun memperkenalkan temannya kepadaku. Tanganku bergetar saat menjabat tangannya, yah aku terlihat seperti orang bodoh. Tapi dari situ aku tau namanya, Mikela adalah namanya. Daniel kembali mengajakku untuk ikut bergabung ke tempat yang belum ada tujuannya. Tapi aku tidak bisa. Aku pun berpisah dengan mereka.
Aku harus kedokter. Ada suatu urusan tentang hidup. Sesuatu yang sulit ku terima, tapi harus kuterima. Karena ini hidup, aku harus menerima kenyataan. Kenyataan yang berat ku hadapi. Tapi aku selalu mengelus dadaku untuk mengobatinya.
“Ku melihat kupu-kupu di taman
Terbang perlahan mengebaskan sayapnya
Aku bagaikan kumbang, terpaku di batang
Putik yang beterbangan tertiup angin
Membuatku terbang melayang
Kupu-kupu ini bagaikan titik dipadang pasir
Apa ini fatamorgana”
Puisi ini kutulis setelah aku bertemu Mikela. Sampai pulang dari Dokter aku selalu memikirkannya. Puisi ini kutulis mengiringi tidurku. Entah kenapa ku memikirkannya. Sudah lama aku tak merasakan seperti ini, setelah hatiku merasa hilang untuk selamanya, dia sudah pergi untuk dikenang khayangan. Akupun tertidur lelap.
Hari ini adalah hari libur. Aku ingin mencari buku disekitar Dago. Ku melihat banyak toko buku emperan disekitar sini. Bagiku toko buku emperan lebih berkualitas dari toko buku berlabel. Selain harganya murah, aku dapat mencari apapun disini.
To be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar