Sabtu, 13 November 2010

PUISI TERAKHIR




            Ku Tulis puisi tentang alam, kehidupan, dan segala aspek kehidupan atau mengenai hidup. Ini hari pertama ku masuk kuliah setelah aku pindah dari Jakarta ke Bandung. Orangtua ku yang  mengusulkan pindah dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Bagiku tak masalah, suasana baru, teman baru, kuliah baru. Bukankah itu suatu hal yang menarik. Biarpun aku harus meninggalkan teman-teman terbaikku di Jakarta.
            Aku masuk fakultas jurnalistik di Universitas Bandung. Rasa ingin tahuku yang besar terhadap kehidupan dan peristiwa, mendorongku masuk fakultas ini. Aku berlari tak menmghiraukan ada orang didepanku. Aku tak  mau terlambat dihari pertama kuliah. Dengan nafas terengah-engah aku berhenti didepan pintu yang bertuliskan ruang ‘304’, ya itu kelasku. Aku terlambat. Aku pikir aku akan dapat peringatan, tapi aku langsung disuruh duduk. Ternyata dosen yang bernama Bu Susy itu juga terlambat, beberapa menit setelah aku datang. Di kelas, aku berkenalan dengan Daniel yang kebetulan duduk disampingku. Daniel adalah teman pertamaku, ada sekitar 40 manusia disini.
“kau beruntung Paris gak kena marah sama Bu Susy, soalnya, kerjaannya selain ngajar dan suka dandan, Bu Susy itu suka marah-marah”. Kata Daniel.
“Mungkin dia tau aku anak baru disini, dan mungkin karena dia sama terlambat seperti ku”
“yups.. sepertinya Bu Susy terlambat karena kebanyakan dandan deh, makannya mukanya kaya badut… heheheh”. Kata Daniel sambil tertawa pelan. Menurutku Daniel terlalu banyak bicara atau bisa dibilang bawel, tapi dia cukup menyenangkan sebagai teman pertamaku. Selain Daniel aku menambah teman, yaitu Miko dan Josh. Ya, mereka teman-teman Daniel yang sering berkumpul, dan aku adalah anggota baru di tim mereka.
     Tak terasa materi yang disampaikan Bu Susy mengenai riset khalayak sudah selesai. Aku bersama Daniel, Josh dan Miko pergi menuju kantin. Sebenarnya perutku sudah kenyang, tapi sekalian membahas tugas yang diberikan Bu susy dan mengenal lebih jauh tempat yang asing ini.
     Kantin disini lumayan bagus dan bersih, kebetulan aku dan teman-teman mengambil tempat disamping taman yang terdapat kolam ikannya. Yups, terlihat muka Josh yang kelaparan.
“mas menunya dong.. “. Kata josh kepada pelayan. Pelayanpun memberikan menunya. “ baik kalian mesan apa?”. Tanya Josh kepada kita semua. Sambil berfikir Daniel memesan Ayam Bakar.
“aku steak sapi ya”. Pesanan miko setelah melihat menu berkali-kali.
Untuk menghargai teman-teman, aku juga memesan makanan faforitku nasi goreng. Josh selesai menulis pesanan kita semua yang dibaris awal, yang dipesan oleh Josh, dan langsung memberikan kepada pelayan. Dengan salam dari Josh. “gak pake lama ya”.
     Sambil menunggu pesanan. Kami membahas tugas yang diberikan oleh Bu Susy. Makanan datang, biarpun aku sudah agak kenyang, tapi perlahan aku dapat menghabiskannya. Ya, ternyata aku lapar juga.
      Semua urusanku sudah selesai disini bersama teman-teman. Kamipun meninggalkan kantin , berjalan melewati taman yang dihiasi oleh bunga mawar dengan kupu-kupu terbang disekelilingnya.
“baik abis ini kita mau kemana?”. Tanya Daniel.
Josh sambil berfikir, “ hmm…. Bagaimana kalau kita nonton??”
Miko pun berkata.“ah.. kamu si enak, ada pacar kamu, jadi enak, bisa gelap-gelapan bareng… ha… ha…. ha…. “
“ah sial, emangnya mau ngapain “
“yauda kemana aja bole….  Terus bagaimana dengan kamu Paris, ikut bersama kita?” Tanya Daniel.
“ kayanya aku gak bisa… ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan” sela ku. yah ada keperluan untuk hidupku.
Percakapan kami memakan waktu sampai didepan gerbang depan kampus. Disana terlihat pacar Josh sudah menunggu, dia bersama teman-temannya. Aku tau pas Josh mengasih tau bahwa pacarnya menunggu didepan kampus saat di kantin tadi.
     Akupun berkenalan  dengan pacar Josh yang bernama Lita. Tak heran kenapa Josh memilihnya, menurutku dia manis. Tapi entah kenapa pandanganku melihat temannya Lita, ada sesuatu yang tak kumengerti, entahlah aku selalu seperti ini. Daniel dan Miko pun tak sabar untuk berkenalan dengan temannya lita, seperti anak kecil yang berebut permen. Entah kenapa seperti ada magnet yang membuatku terus memandangnya. Aku berusaha mengendalikan diriku.
“Paris kamu tidak kenapa-kenapa?” Tanya Josh melihatku dengan aneh. “hmm… yups, gak kenapa-kenapa kok… “ seruku.
Lita pun memperkenalkan temannya kepadaku. Tanganku bergetar saat menjabat tangannya, yah aku terlihat seperti orang bodoh. Tapi dari situ aku tau namanya, Mikela adalah namanya. Daniel kembali mengajakku untuk ikut bergabung ke tempat yang belum ada tujuannya. Tapi aku tidak bisa. Aku pun berpisah dengan mereka.
     Aku harus kedokter. Ada suatu urusan tentang hidup. Sesuatu yang sulit ku terima, tapi harus kuterima. Karena ini hidup, aku harus menerima kenyataan. Kenyataan yang berat ku hadapi. Tapi aku selalu mengelus dadaku untuk mengobatinya.
 Ku melihat kupu-kupu di taman
Terbang perlahan mengebaskan sayapnya
Aku bagaikan kumbang, terpaku di batang
Putik yang beterbangan tertiup angin
Membuatku terbang melayang
Kupu-kupu ini bagaikan titik dipadang pasir
Apa ini fatamorgana”

            Puisi ini kutulis setelah aku bertemu Mikela. Sampai pulang dari Dokter aku selalu memikirkannya. Puisi ini kutulis mengiringi tidurku. Entah kenapa ku memikirkannya. Sudah lama aku tak merasakan seperti ini, setelah hatiku merasa hilang untuk selamanya, dia sudah pergi untuk dikenang khayangan. Akupun tertidur lelap.
            Hari ini adalah hari libur. Aku ingin mencari buku disekitar Dago. Ku melihat banyak toko buku emperan disekitar sini. Bagiku toko buku emperan lebih berkualitas dari toko buku berlabel. Selain harganya murah, aku dapat mencari apapun disini.

To be continue

     


    

Selasa, 09 November 2010

Mr. Obama


when you say, "It's time to change!"
You held up your index finger.
when you say, "human rights are universal!"
you show.
I'm the president.

children you learn simplicity.
part of. red blood, white bones.
Unity in Diversity.

This country, this is our country.
peace is our country.
family is our country.


10 November

Jumat, 29 Oktober 2010

KUPU-KUPU



ku melihat kupu-kupu di taman
terbang perlahan mengebaskan sayapnya
aku bagaikan kumbang, terpaku
putik yang beterbangan tertiup angin
membuatku, terbang melayang
taman ini bagaikan titik di padang pasir
apa ini fatamorgana

29 oktober

Rabu, 27 Oktober 2010

LETUSAN BENCANA


apakah kita pernah merasa berdosa
atas segala tangisan dan teriakan asa
meratap terbujur kaku dalam sujud
ku memohon ampun atas kuasa mu

ketika langit dan bumi berbicara
kita terdiam tak bersua
bayi menangis, ayah menangis, ibu menangis.....
kakak menangis, adik menangis, kita pun menangis
air mata ini. air mata kehilangan

bencana datang
apakah kita pernah merasa berdosa
ketika langit dan bumi berbicara
air mata ini, air mataKU

26 oktober

*turut berduka untuk korban musibah bencana alam merapi dan mentawai, semoga mereka diterima di sisi ALLAH S.W.T

Selasa, 21 September 2010

HUJAN

Kau siram Aku
Rasa haus akan kekeringan
Kekeringan akan kasih sayang
Khalifah yang lupa membelai

Kau siram Aku
Rasa amarah dalam tubuh
Kepada jari-jari yang terbakar
Manusia yang lupa,melupakan

Kau siram Aku
Rasa kesal dalam benak
Air dalam gelas yang meluber
deras ombak
Orang-orang yang menjerit tangis.

21.09.2010

Senin, 13 September 2010

03 juni


adakah yang memberitahuku apa yang terjadi di hari esok !?
aku tertawa tanpa dosa !
adakah yang menasihatiku apa yang harus kulakukan di hari esok !?
...aku tersenyum sinis !

apakah ini sebuah jawaban
parak terjadi menyakitkan
menyadarkanku akan kematian
kado dalam penyesalan

(G/N)

17 juli 2010

pelacur dalam toples

setitik air sudah menjadi daging
terdengar bahana tawa sang malaikat
ku tersenyum dalam dusta air mata
...aku memang pelacur jalang

pasrah dalam genggaman
ku lukis penuh warna dalam kertas
tentang syair untuk ibu
aku memang pendosa

(G/N)

25 JULI 2010

Minggu, 29 Agustus 2010

MATA HATI YANG TERLUPAKAN

Sudah seminggu ini setiap pagi aku selalu bercermin. Aku melihat diriku dicermin, dari tubuhku yang sempurna, aku sedang memperhatikan mataku. Ada sesuatu yang berbeda. Mataku tidak aneh, mataku normal sama seperti orang lain.Ada sesuatu yang berbeda. Cara pandangku yang aneh. Pandananku seperti menghantui diriku sendiri. Rasanya terlalu berat untuk melihat dunia yang dipenuhi dengan orang-orang yang selalu mengkhianati dirinya sendiri, rasanya ingin ku conkel saja mataku ini.

Saat aku keluar kamar. Aku sudah melihat adanya perang saudara dengan persenjataan yang lengkap, suara bom yang menggelegar, tembakan-tembakan serdadu yang menghancurkan segalanya, adapun rudal penghancur yang siap untuk diluncurkan. Ayahku sebagai jendral, sedang menembaki hak-hak yang diyakininya kepada sekutu. Ibuku yang berpihak keapada sekutu, siap memborbardir dengan kata-kata yang dapat meledakan suasana, dan adik-adikku yang sebagai prajurit, sedang mengambil keuntungan dari peperangan ini, dan siap menusuk dari belakang. Aku sendiri adalah warga sipil yang selalu menjadi korban akibat peperangan yang merebutkan batas wilayah kekuasaan negara yang tidak jelas sama sekali. Peperangan ini mengakibatkan perpecahan , seperti Uni Soviet yang terbelah menjadi beberapa negara bagian.

Aku bosan. Aku melarikan diri dari peperangan yang tak ku mengerti ini. Aku bosan. Kuberjalan langkah demi langkah menelusuri trotoar jalan yang penuh debu, tanpa tau dimana aku harus berhenti. Sampai akhirnya aku sampai di taman yang asri, dengan pepohonan yang rindang, angin yang bertiup, dapat membuat kita melupakan masalah sejenak. Aku lelah, kakiku lelah, tanganku lelah, badanku lelah, dan mataku lelah. Rasanya aku ingin sekali tidur untuk selama-lamanya.Au bosan dengan hidup ini. Aku memutuskan untuk duduk sebentar di salah satu bangku taman yang panjang untuk meringankan rasa letihku ini.Maksudku untuk beristirahat, tapi mataku selalu melihat makhluk hitam yang selalu mengikuti orang-rang yang lewat di taman ini. Aku melihat orang-orang disekitarku dengan pandangan mata yang misterius.Mata yang aneh. Aku melihat seorang kakek yang sedang berjalan gontai dengan mata yang sayup penuh kepasrahan dalam hidupnya.Mata seorang pengemis yang penuh kebohongan dalam hidupnya untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Mata seorang bocah laki-laki yang bersinar denagn penuh harapan akan masa depannya. Mata seorang gadis yang dibasahi dengan air mata, sambil tersenyum, aku tidak tahud dia sedang bahagia atau tidak. Terkadang aku tidak mengerti dalam hidup ini yang penuh kebohongan , sandiwara dan pengkhianatan.



     Aku bosan. Kepala ku puing. Rasanya aku ingin sekali dilahirkan kembali menjadi seorang bayi yang polos tanpa dosa. Aku pergi dari taman ini, aku sudah tidak kuat disini. Langkah demi langkah aku kembali menelusuri jalan yang penuh lika-liku. Lika-liku kehidupan. Akhirnya aku sampai di sebuah tebing tinggi dengan dihiasi rerumputan yang sedang menari dengan iringan angin yang bertiup kencang. Akupun tak sadar sudah berjalan sejauh ini.Akhirnya aku sendirian, tidak ada yang menggangu. Angin yang kencang membawaku ke ujung tebig, saat aku melihat kebawah, aku melihat dunia baru yang indah. Seperti surga. Rasanya aku ingin melompat kesana. Aku sudah tidak sabar lagi.


     Saat aku ingin melompat untuk memulai hidupku yang baru, tiba-tiba datang seorang kakek tua. "hai anak muda apa yang kau lakukan disana? hati-hati nanti kau terjatuh", seru kakek tua itu. Aneh, saat aku melihat mata kakek tua itu, aku tidak dapat mendeskripsikan apa-apa dari pandangannya. " tidak kek, malah aku melihat dunia yang baru disana, aku melihat orang-orang dibawah sana memanggilku untuk bergabung". Kakek tua itu berjalan perlahan menghampiriku. Kakek tua itu berkata, " kau salah melihat anak muda, gunakan matamu. . mereka bukan memanggilmu. . tapi mereka sedang menjerit kesakitan , menjerit kesakitan untuk menebus dosa-dosanya yang telah mereka lakukan di dunia nyata". " kakek ini sok tahu, kakek tau dari mana kalau mereka menjerit? lihat mereka, mereka bersemangat sekali menyambutku. . sudahlah lebih baik kakek pergi saja". Kakek tua itu menggelengkan kepala sambil menghelaikan nafas."kau sedang ada masalah anak muda? aku bisa melihat dari matamu yang penuh kebencian". Aku tersentak kaget apa yang dikatakan kakek tua itu." anak muda kau selalu melihat hidup ini dengan kedua matamu, tapi kau sama sekali tidak pernah menggunakan mata hatimu". "apa untungnya aku menggunakan mata hati, toh ayahku,ibuku,adik-adikku, mereka semua tidak punya hati". "dunia ini memang kejam anak muda, semua penuh mistery. Apa yang kau lihat, belum tentu semuanya apa yang kau bayangkan. Kau selalu melihat ayahmu yag pemarah, tapi apa kau tidak pernah mengetahui perasaannya seperti apa, begitu juga dengan Ibumu dan Adik-adikmu".

     Aku sejenak memikirkan apa yang dibilang kakek tua." apa aku dapat melihat mata hati mereka kek??". " ya.. tentu saja bisa anak muda, tapi ingat, sebelum itu kau harus membuka hatimu terlebih dahulu dan melihat mata hatimu sendiri anak muda. .kau pasti bisa". Aku berfikir apa yang dikatakan kakek tua itu benar. "lalu.. kakek sendiri sedang apa disini". kakek tua itu terdiam, lalu, "aku sedang mencari apa yang kucari yang tidak ada di dunia ini anak muda". " apa maksudnya kakek, aku tidak mengerti??", tanyaku dengan penasaran.Kakek tua itu hanya terdiam saja tidak menghiraukan pertanyaanku tadi. Tapi aku sudah dapat melihat mata kakek yang penuh kegelisahan itu. Aku semakin bingung, sudahlah itu bukan urusanku. "kakek aku ingin berterima kasih atas nasihatnya, aku menyadarinya sekarang". Kakek tua itu hanya tersenyum.

     Aku meninggalkan tebing itu juga kakek tua yang misterius itu. Saat sudah beberapa langkah aku sempat melihat ke arah kakek itu, ternyata kakek itu menghilang. Aneh, "kemana perginya kakek itu, apa dia malaikat". Aku penasaran dan kembali ke ujung tebing itu. Saat aku melihat ke bawah, aku tersentak kaget. Aku melihat kakek itu tergeletak tak berdaya dibawah sana bersama orang-orang yang menjerit. 

TAKDIR SANG KUPU_KUPU

Sepulang sekolah, aku menendang kaleng yang berada di depanku, biar semua orang tau kalau aku sedang kesal yang bercampur dengan rasa sedihku. Rasa kesal yang tak bisa dibayar oleh apapun. Kesedihanku yang melengkapi semuanya dari -peristiwa yang telah terjadi.Dan Ayahku sedang menebus dosa-dosanya.

Aku tidak ingin pulang, aku tidak ingin membuat ibuku menangis melihat anknya dicemooh oleh orang lain, orang-orang yang tak mengerti akan perasaan orang lain.Perasaan KU. Bahwa tidak semuanya buah jatuh dekat dari pohonnya.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke taman dekat sekolahku. Berharap bahwa aku bisa melupakan apa yang terjadi kepadaku dan Ibuku. Sesampainya ditaman, aku merasakan kedamaian terbawa oleh angin-angin yang bertiup bersama bunga-bunga di sekitarku. Sore hari. Banyak orang-orang di taman-ini, anak-anak kecil yang sepertiku sedang bermain. Aku ingin sekali bermain bersama mereka, tapi apa mereka mau menerimaku apa adanya dengan kondisiku yang sekarang ini. Aku melihat anak yang sedang bermain dan bercanda dengan Ayah dan Ibunya. Sepintas ku membayangkan sama seperti mereka sedang bermain bersama dengan ceria bersama Ayah dan Ibuku.Tapi itu cuma khayalanku saja, mungkin hanya harapanku. Aku cuma bisa duduk melihat semuanya tanpa kurasakan.